14 Terapis Spa Indonesia di Ujung Timur Rusia

Dubes RI untuk Rusia, Djauhari Oratmangun melakukan pertemuan dengan sejumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di kota Vladivostok. Pertemuan ini dilakukan di sela-sela kegiatan Dubes Djauhari dalam melakukan promosi Trade Tourism dan Investment Indonesia di kota yang terletak 6.400 km timur Moskow ini.

Pahlawan Devisa



Dalam pertemuan di restoran Pan Pasific Zuma ini, ada enam TKI yang bekerja sebagai terapis spa salon. Keenam orang ini merupakan bagian dari 14 terapis spa asal Bali yang bekerja di salon Organic Spa dan Jamu Spa di kota Vladivostok.

Enam terapis tersebut adalah Ni Ketut Sudarmi (28), Ni Luh Utami Dewi (40), Komang Harmaeni (33 tahun), Komang Wati (30), Kadek Sarastika Dewi (21) dan Ni Luh Arini (25). Kehadiran mereka ditemani pemilik spa salon yang juga langsung mengobrol dengan Dubes Djauhari.

"Saya merantau ke sini supaya bisa mengumpulkan uang guna membiayai pendidikan kedua putra saya setinggi mungkin. Siapa tahu kelak anak saya bisa jadi Duta Besar, pak” kata Ami bercanda dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/4/2015).

Pembicaraan dengan Dubes juga soal waktu durasi bekerja. Dari enam terapis ini, yang terlama bekerja di Vladivostok mencapai setahun. Adapun yang termuda baru 1 bulan. Rata-rata setiap bulan, para terapis ini mengaku bisa mengirimkan uang ke keluarga di Bali sebesar US$ 1000 atau sekitar Rp 13 juta.

Selain itu, obrolan juga menyinggung suasana kondisi kerja di Rusia yang dinilai lebih baik dibandingkan negara lain seperti Turki atau Maladewa. Kelebihan sistem kerja di Rusia karena profesi terapis spa dihargai dan punya penghasilan memadai. Tak ketinggalan hak karyawan seperti cuti kerja juga diperoleh para pahlawan devisa negara ini.

"Kami bekerja legal, bos kami juga baik dan penghasilan plus bonusnya juga memadai. Sudah begitu, kami juga memperoleh hak cuti 2 minggu bila sudah setahun bekerja," ujar Utami

Adapun atas sejumlah terapis ini yaitu pemilik Organic Spa, Valentina mengakui profesionalisme karyawannya asal Indonesia. Ia merasa puas dengan kinerja yang diperlihatkan para terapisnya yang berasal dari Bali. Menurutnya, kewajiban perusahaan adalah memperhatikan kesejahteraan karyawan.

“Meski saat ini Rusia tengah mengalami krisis, namun perusahaan tetap melaksanakan kewajibannya terhadap karyawan, termasuk masalah dokumen keimigrasian dan kesejahteraan mereka,” sebutnya.

0 komentar: