Tim yang dipimpin oleh Charles Rubin dari Earth Observatory Singapore, Nanyang Technological University, mengungkapnya dalam penelitian terbaru. Laporannya diungkap dalam pertemuan tahunan American Geophysical Union di San Fransisco, Kamis (12/12/).
Goa yang mereka temukan ini menyimpan lapisan guano (kotoran kelelawar) dan debris tsunami yang masuk ke goa. Debris tsunami bisa diketahui dengan melihat karakteristik pasir dan organismenya, misalnya adanya mollusca dan foraminifera.
Menurut Jessica Pilarczyk, salah satu anggota tim, mereka melakukan penanggalan pada sedimen tersebut dan mengetahui bahwa sedimen itu terbentuk sejak 7.500 hingga 3.000 tahun yang lalu.
Penelitian terus dilanjutkan dan ilmuwan menemukan bahwa sedimen itu menyimpan jejak dari 7-10 tsunami yang pernah menghantam Aceh.
Dengan geometri goa, ilmuwan mengungkapkan bahwa tsunami dipicu oleh gempa yang bermagnitudo 8 atau lebih.
Menurut Pilarzyk, goa yang ditemukan sangat istimewa, memungkinkan sedimen yang menunjukkan sejarah kejadian tsunami benar-benar sempurna.
Sejarah yang terekam dalam sedimen itu punya pesan. Tsunami besar bukanlah peristiwa yang bisa dipastikan. Jeda antar-tsunami besar bisa saja sangat lama, tetapi bisa juga hanya beberapa dekade.
0 komentar:
Post a Comment